Warga Desa Tanjung Jepara Giat Belajar Membatik Untuk Kenalkan Batik Khas Daerahnya

(foto ibu-ibu warga Desa Tanjung kecamatan Pakisaji Jepara sedang belajar membatik)


InilahBean.com - Jepara, 


Pemerintah Desa Tanjung Kecamatan Pakisaji, baru saja menggelar kegiatan penguatan kearifan lokal 16 hingga 17 Desember lalu. Ibu-ibu diajari membuat batik lokal khas Desa Tanjung. Petinggi atau Kepala Desa Tanjung Dwi Ganoto menjelaskan, dengan diberikan pelatihan membatik, warga Desa Tanjung dapat mengembangkannya menjadi peluang usaha. Sehingga ada kesibukan di rumah. Juga untuk penguatan ekonomi produktif masyarakat Desa Tanjung.




“Selain menambah keterampilan, kalau sibuk dengan usahanya, maka terhindar dari potensi konflik sosial maupun penyeberan paham radikal dan terorisme,” ujarnya.



Belum lama ini Desa Tanjung juga memperoleh bantuan keuangan dari Kementrian Sosial (Kemensos) RI sebesar Rp 50 juta. “Bantuan itu diterima oleh sanggar Seni Panca Karya Tunggal Desa Tanjung Kecamantan Pakisaji,” terangnya.



Dwi menjelaskan bantuan tersebut digunakan untuk menambah kelengkapan kesenian di Desa Tanjung berupa peralatan musik tradisional berupa demung saron. “Alat tersebut bisa digunakan untuk menunjang kesenian tradisional yang sudah ada. Seperti reog, emprak, maupun campursari. Selain itu juga ada musik dangdut,” imbuhnya.***

Sumber: RK.


Tag

Program Pembinaan ala Militer Dedi Mulyadi Diprotes Wali Murid, Diduga Langgar HAM

Koran.co.id  – Seorang wali murid asal Bekasi, Adhel Setiawan, secara resmi melaporkan mantan Bupati Purwakarta dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Laporan ini terkait dengan kebijakan Dedi Mulyadi yang mengirim siswa bermasalah ke barak militer sebagai bagian dari program pembinaan disiplin. Laporan tersebut juga disampaikan ke Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Didampingi oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pendidikan Indonesia, Adhel menilai program militerisasi terhadap pelajar ini berpotensi melanggar hak-hak anak. Program Barak Militer untuk Siswa Dinilai Tidak Manusiawi Program ini dirancang untuk siswa yang dianggap “nakal” atau sulit dibina. Dedi Mulyadi menyatakan bahwa pendekatan militer memberikan efek kejut yang efektif dalam menurunkan tingkat kenakalan remaja, termasuk bolos sekolah dan pergaulan bebas. Namun, kebijakan ini menuai kritik tajam dari berbagai kalangan...