Bahaya Pinjol Ilegal: Perempuan Ini Terlilit 20 Aplikasi Pinjaman Online Sekaligus


Koran.co.id – Kisah memilukan datang dari Sarah (29), seorang perempuan yang terpaksa terjerat 20 pinjaman online (pinjol) ilegal demi membayar tagihan asuransi kesehatan mendiang ayahnya dan biaya pengobatan ibunya yang sakit keras.

Awalnya, Sarah hanya meminjam Rp 1 juta dari satu aplikasi pinjol. Namun, karena bunga mencekik dan terus bertambah, ia terpaksa meminjam dari aplikasi lain untuk menutup utang sebelumnya. Tak terasa, jumlah pinjol yang digunakannya mencapai 20 aplikasi, termasuk yang tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Saya bingung, tidak tahu harus minta bantuan ke siapa. Gaji bulanan tidak cukup untuk biaya hidup dan utang pinjol," ungkap Sarah, yang juga harus membiayai pendidikan adik dan merawat ibunya yang mengidap diabetes.

Kondisi Sarah mencerminkan realita pahit banyak perempuan Indonesia yang terjebak dalam jeratan pinjaman online ilegal. Menurut data OJK, sepanjang Januari–Maret 2025, terdapat 1.081 laporan korban pinjol ilegal, dengan 61% di antaranya adalah perempuan.

Direktur LBH Jakarta, Fadhil Alfathan, menyebutkan bahwa beban ganda perempuan—sebagai pencari nafkah dan pengurus rumah tangga—membuat mereka lebih rentan terhadap pinjaman instan. "Sayangnya, banyak dari mereka tidak memahami risiko dan bunga tinggi dari pinjaman online ilegal," ujarnya.

Sosiolog dari Universitas Negeri Jakarta, Rakhmat Hidayat, menambahkan bahwa rendahnya literasi finansial menjadi faktor utama perempuan mudah terjebak pinjol. "Kita butuh edukasi keuangan sejak dini agar masyarakat lebih kritis terhadap tawaran pinjaman yang terlalu mudah," ujarnya.

Kasus seperti Sarah harus menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat. Selain penegakan hukum terhadap pinjol ilegal, perlu ada pendampingan bagi korban dan akses ke solusi keuangan yang aman.

Program Militer Dedi Mulyadi Dimulai: 39 Pelajar Nakal Resmi Jalani Pendidikan Karakter

Koran.co.id  – Sebanyak 39 siswa bermasalah asal Kabupaten Purwakarta resmi mengikuti program pendidikan karakter ala militer yang digagas oleh mantan Bupati Dedi Mulyadi. Program ini dimulai pada Kamis (1/5/2025) di barak militer Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Armed 9, Kecamatan Bungursari, Jawa Barat. Keberangkatan para siswa ke barak militer diwarnai suasana haru dan penuh tangis dari para orang tua. Banyak dari mereka berharap anak-anak mereka bisa berubah menjadi lebih disiplin dan bertanggung jawab. “Saya ikhlas demi kebaikan anak. Semoga jadi rajin dan nurut,” ujar Elly, salah satu orang tua siswa, sambil menitikkan air mata. Program ini ditujukan bagi siswa yang kerap bermasalah di sekolah, seperti membolos, melawan guru, hingga terlibat pergaulan bebas. Begitu tiba di barak, para siswa menjalani pemeriksaan kesehatan dan psikologis. Setelah itu, mereka akan mengikuti rutinitas ketat seperti salat berjamaah, olahraga pagi, menjaga kebersihan, pola makan ter...