Sugeng Prawoto Pendaki Merbabu yang Hilang, di temukan Meninggal di Dasar Jurang



Koran.co.id — Seorang pendaki asal Temanggung, Jawa Tengah, bernama Sugeng Parwoto (50) ditemukan meninggal dunia di kawasan Gunung Merbabu setelah dilaporkan hilang sejak Minggu, 20 April 2025. Sugeng, yang diketahui sebagai ASN di Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, melakukan pendakian seorang diri melalui jalur Timboa, yaitu jalur tidak resmi di sisi timur Gunung Merbabu.

Proses pencarian dilakukan oleh tim SAR gabungan sejak laporan diterima. Setelah lima hari pencarian, pada Kamis, 24 April 2025 pukul 17.30 WIB, jasad Sugeng ditemukan di dasar jurang antara Pos 3 dan Pos 4 dalam kondisi meninggal dunia. Medan yang curam, kabut tebal, dan minimnya pencahayaan menjadi kendala utama dalam evakuasi.

Jenazah Sugeng akhirnya berhasil dievakuasi dan dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan di kampung halamannya di Kartasura, Sukoharjo. Almarhum dikenal sebagai pribadi pendiam dan bertanggung jawab oleh rekan kerjanya, serta meninggalkan seorang istri dan dua anak.

Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi para pendaki untuk selalu mengutamakan keselamatan, memilih jalur resmi, dan tidak mendaki seorang diri, terutama melalui jalur yang tidak umum dan minim pengawasan.

Tags: Gunung Merbabu, Pendaki Hilang, Sugeng Parwoto, ASN Temanggung, Berita Jawa Tengah, Evakuasi Pendaki, Jalur Timboa

Program Pembinaan ala Militer Dedi Mulyadi Diprotes Wali Murid, Diduga Langgar HAM

Koran.co.id  – Seorang wali murid asal Bekasi, Adhel Setiawan, secara resmi melaporkan mantan Bupati Purwakarta dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Laporan ini terkait dengan kebijakan Dedi Mulyadi yang mengirim siswa bermasalah ke barak militer sebagai bagian dari program pembinaan disiplin. Laporan tersebut juga disampaikan ke Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Didampingi oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pendidikan Indonesia, Adhel menilai program militerisasi terhadap pelajar ini berpotensi melanggar hak-hak anak. Program Barak Militer untuk Siswa Dinilai Tidak Manusiawi Program ini dirancang untuk siswa yang dianggap “nakal” atau sulit dibina. Dedi Mulyadi menyatakan bahwa pendekatan militer memberikan efek kejut yang efektif dalam menurunkan tingkat kenakalan remaja, termasuk bolos sekolah dan pergaulan bebas. Namun, kebijakan ini menuai kritik tajam dari berbagai kalangan...