Koran.co.id – Di tengah meningkatnya kebutuhan akan bangunan yang rendah emisi, sehat, dan adaptif terhadap iklim, Green Building Council Indonesia (GBCI) menyelenggarakan Annual Community Gathering 2025 pada 25 Juni 2025 di South Quarter, Jakarta. Acara tahunan ini menjadi ajang strategis yang mempertemukan para profesional
lintas sektor, mulai dari pelaku industri, arsitek, developer, hingga akademisi, untuk
menyatukan arah dan memperkuat kolaborasi dalam mempercepat transisi menuju praktik bangunan berkelanjutan.

Sebagai pemegang mandat sistem sertifikasi GREENSHIP, GBCI telah memainkan peran sentral dalam menggerakkan transformasi sektor bangunan di Indonesia. Melalui acara ini,
GBCI menegaskan pentingnya kerja bersama lintas disiplin untuk menjawab tantangan iklim dan menciptakan kota yang layak huni di masa depan.

Acara ini menghadirkan tiga sesi panel diskusi utama yang memperkuat kerangka pemikiran menuju pembangunan rendah karbon. Iwan Prijanto, Chair of Board of Experts GBCI, membuka diskusi dengan strategi transisi bangunan hijau menuju target net zero. Topik ini diperluas oleh Janti Komadjaja, President Director PT Total Bangun Persada, yang membahas pendekatan konstruksi rendah karbon dan tantangannya di lapangan. Sementara itu, Prasetyoadi, Managing Director PDW, menekankan pentingnya arsitektur
kota yang adaptif dan berketahanan iklim sebagai bagian dari solusi jangka panjang dalam menghadapi krisis iklim.

Salah satu tonggak penting dalam acara ini adalah peluncuran sistem rating terbaru
GREENSHIP New Building v1.3, penyempurnaan sistem sertifikasi untuk bangunan baru yang kini lebih responsif terhadap kebutuhan lokal, kemajuan teknologi, dan target dekarbonisasi nasional. Sistem rating ini langsung diterapkan dalam proyek percontohan
yang dipresentasikan oleh Saint-Gobain Indonesia.

GBCI juga memperkenalkan formasi baru Board of Directors periode 2025-2028, serta memberikan penghargaan kepada para anggota yang selama ini menunjukkan kepemimpinan dalam mendukung praktik konstruksi berkelanjutan.

“Transformasi praktik bangunan tidak cukup hanya dengan inovasi teknis, ia memerlukan kepemimpinan, kolaborasi lintas sektor, dan keberanian untuk bergerak bersama. Forum ini adalah ruang bagi semua itu,” ujar Ignesjz Kemalawarta, Ketua Umum GBCI.

Selain sesi diskusi dan peluncuran sistem rating terbaru, acara ini juga membuka ruang networking session untuk mempertemukan pelaku industri, pemilik proyek, konsultan, dan mitra kebijakan guna menjajaki kolaborasi lebih lanjut.

Perubahan di sektor bangunan bukan isu teknis semata. Ia berkaitan langsung dengan kenyamanan hidup masyarakat, mulai dari efisiensi energi dan kualitas udara hingga biaya operasional bangunan. Karena itu, mendorong bangunan rendah emisi karbon adalah bagian dari tanggung jawab kolektif kita terhadap masa depan.

Sebagai bagian dari gerakan global, GBCI terus memperkuat posisi Indonesia dalam peta transisi menuju praktik bangunan berkelanjutan. Acara ini menjadi bukti bahwa perubahan hanya mungkin terjadi jika dijalankan bersama, dengan arah yang sejalan dan komitmen yang konsisten.

(Red)