Program Pembinaan ala Militer Dedi Mulyadi Diprotes Wali Murid, Diduga Langgar HAM



Koran.co.id – Seorang wali murid asal Bekasi, Adhel Setiawan, secara resmi melaporkan mantan Bupati Purwakarta dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Laporan ini terkait dengan kebijakan Dedi Mulyadi yang mengirim siswa bermasalah ke barak militer sebagai bagian dari program pembinaan disiplin.

Laporan tersebut juga disampaikan ke Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Didampingi oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pendidikan Indonesia, Adhel menilai program militerisasi terhadap pelajar ini berpotensi melanggar hak-hak anak.

Program Barak Militer untuk Siswa Dinilai Tidak Manusiawi

Program ini dirancang untuk siswa yang dianggap “nakal” atau sulit dibina. Dedi Mulyadi menyatakan bahwa pendekatan militer memberikan efek kejut yang efektif dalam menurunkan tingkat kenakalan remaja, termasuk bolos sekolah dan pergaulan bebas.

Namun, kebijakan ini menuai kritik tajam dari berbagai kalangan. Komnas HAM menyebut pendekatan militer terhadap anak tidak tepat, sementara LBH Pendidikan menyayangkan pelaksanaan program yang dinilai tanpa kajian akademis maupun pendekatan psikologis.

Kekhawatiran Guru dan Murid di Bekasi

Sejumlah guru dan siswa di Bekasi mengungkapkan ketakutan terhadap program barak militer ini. Mereka khawatir pendekatan keras akan berdampak negatif terhadap kondisi mental dan perkembangan anak-anak usia sekolah.

Meski begitu, Dedi Mulyadi membantah bahwa program tersebut melanggar HAM. Ia menekankan bahwa kegiatan di barak militer lebih kepada pembentukan karakter dan kedisiplinan, bukan hukuman fisik.

Isu HAM dan Pendidikan di Sorotan Publik

Kasus ini membuka perdebatan luas tentang pendekatan yang tepat dalam mendidik siswa bermasalah. Banyak pihak menilai bahwa pendidikan seharusnya bersifat mendidik, bukan menghukum. Perlindungan hak-hak anak dan pendekatan humanis dianggap jauh lebih relevan dalam dunia pendidikan saat ini.

Editor : Zanuar

Viral! Syahfa Intania Pelajar SMAN 17 Pandeglang Suarakan Jalan Rusak di Ciseureuheun, Warga Harap Perbaikan Segera

Seorang pelajar SMAN 17 Pandeglang, Syahfa Intania, mengunggah video viral tentang jalan rusak di Kampung Ciseureuheun. Warga berharap pemerintah segera melakukan perbaikan. Koran.co.id  — Video viral yang diunggah oleh Syahfa Intania, siswi kelas XI SMAN 17 Pandeglang, menyita perhatian publik setelah ia menyuarakan kondisi jalan rusak parah di Kampung Ciseureuheun, Desa Ciseureuheun, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten. Dalam video yang diunggah melalui akun Instagram pribadinya, Syahfa menyampaikan keluhan warga tentang jalan desa rusak yang sudah bertahun-tahun tidak diperbaiki. Kondisi jalan yang dipenuhi bebatuan tajam dan tanah licin saat hujan ini disebut sangat membahayakan keselamatan pengguna jalan, terutama pelajar dan warga yang beraktivitas setiap hari. “Kami bukan bermaksud menyudutkan pihak manapun, tapi ini murni suara keluhan dari warga dan teman-teman saya. Jalan di kampung kami sudah tidak layak pakai,” ungkap Syahfa dalam videonya. Ungg...