Head Line

Pemkot Semarang Perluas Penerima Bisyarah, Guru Agama hingga Perawat Jenazah Diuntungkan

Pemkot Semarang Perluas Penerima Bisyarah, Guru Agama hingga Perawat Jenazah Diuntungkan)
Semarang, Jawa Tengah - Selasa, 23 September 2025 – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memperluas jumlah penerima bisyarah secara signifikan pada Anggaran Perubahan 2025. Langkah ini menjadi wujud dukungan pemerintah terhadap peran guru agama, pendidik, serta tenaga layanan sosial yang berkontribusi nyata bagi masyarakat.

Penerima Bisyarah Naik Hampir 2.000 Orang

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng menyampaikan, perluasan penerima bisyarah mencakup guru agama, pendidik Pos PAUD, marbot masjid/musala, modin, serta perawat jenazah.

“Guru TPQ yang mengajarkan anak-anak mengaji, pengajar madrasah diniyah, guru Sekolah Minggu, pinandita, pendidik Pos PAUD, marbot, modin, hingga perawat jenazah adalah pilar masyarakat yang perlu dukungan nyata,” ujar Agustina.

Berdasarkan data terbaru:

Penerima bisyarah bidang keagamaan naik dari 4.261 menjadi 5.260 orang.

Pendidik Pos PAUD bertambah dari 100 menjadi 200 orang.

Perawat jenazah meningkat dari 600 menjadi 1.000 orang.

Marbot masjid/musala naik dari 531 menjadi 885 orang.


Besaran Bisyarah Bulanan

Selain memperluas jumlah penerima, Pemkot Semarang menetapkan besaran bisyarah per bulan:

Guru TPQ, Madrasah Diniyah, Sekolah Minggu: Rp500.000

Pinandita: Rp300.000

Pendidik Pos PAUD: Rp500.000

HIMPAUDI: Rp300.000

Modin: Rp1.000.000

Marbot: Rp300.000


Bentuk Penghargaan

Agustina menegaskan kebijakan ini bukan hanya bantuan finansial, tetapi juga penghargaan atas pengabdian mereka. Tambahan hampir 2.000 penerima baru diharapkan memotivasi mereka untuk terus melayani masyarakat.

“Semarang akan menjadi kota yang kuat bukan hanya karena infrastruktur, tetapi karena masyarakatnya peduli. Pemkot ingin berjalan bersama para guru, tokoh agama, marbot, modin, dan perawat jenazah,” kata Agustina.

Perkuat Ketahanan Sosial

Program bisyarah ini juga menjadi bagian dari strategi menjaga ketahanan sosial, memperkuat gotong royong, serta menumbuhkan nilai keagamaan dan karakter di masyarakat Kota Semarang.

Artikel ini telah tayang di 
Koran.co.id

0 Komentar

© Copyright 2022 - KORAN