Fakta Baru Buronan Interpol Dewi Astutik, Ternyata Pendatang di Desa Balong



Koran.co.id – Sosok Dewi Astutik, yang kini menjadi buronan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Interpol terkait kasus penyelundupan 2 ton sabu senilai Rp 5 triliun, dipastikan bukan warga asli Desa Balong, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.  Kepala Dusun Dukuh Sumber Agung, Gunawan, menyatakan bahwa Dewi adalah pendatang yang menetap di desa tersebut setelah menikah dengan salah satu warganya pada tahun 2009  .

"Kalau yang namanya Dewi Astutik itu bukan warga sini, tapi kalau alamatnya Balong, memang benar," ujar Gunawan.  Ia menambahkan bahwa meskipun foto Dewi beredar luas, banyak warga yang tidak mengenalnya secara pribadi.  Dewi diketahui pernah bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Taiwan, Hong Kong, dan terakhir di Kamboja  .

Salah satu tetangga, Mbah Misiyem, mengungkapkan bahwa Dewi sempat pamit akan bekerja ke Kamboja setelah Lebaran tahun 2023.  "Waktu itu pamitnya habis Lebaran, bilangnya mau kerja ke Kamboja. Saya sempat tanya kok jauh sekali, dia jawab di rumah nggak ada kerjaan," kata Misiyem  .

Kasus ini menjadi sorotan nasional setelah BNN mengungkap penyelundupan besar-besaran jaringan narkoba internasional yang melibatkan Dewi Astutik.  Perempuan ini diduga menjadi aktor utama dalam penyelundupan 2 ton sabu senilai Rp 5 triliun.  Kasus ini langsung membuat nama Dusun Sumber Agung, Ponorogo, jadi sorotan nasional  .

Hingga kini, Dewi Astutik masih dalam pencarian oleh pihak berwenang.  Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap aktivitas mencurigakan di lingkungan sekitar. 

(Red)

Jemaah Haji Jepara Asal Kedung Meninggal di Makkah karena Sakit Ginjal

Koran.co.id – Kabar duka datang dari Tanah Suci. Seorang jemaah haji asal Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, bernama Mudi Wasis (84), meninggal dunia di Makkah, Arab Saudi, pada Minggu (1/6/2025) pukul 04.45 waktu setempat. Almarhum merupakan warga Desa Kerso, Kecamatan Kedung, dan tergabung dalam kloter 45 Embarkasi Solo. Menurut keterangan dari Kasi Haji dan Umroh Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jepara, Sri Yuliati, Mudi Wasis sebelumnya mengeluhkan sakit di bagian perut. Tim kesehatan telah menyarankan agar ia dirawat di rumah sakit, namun almarhum menolak dan hanya mengonsumsi obat pereda nyeri. Setelah menjalani ibadah umrah wajib, kondisi kesehatannya semakin menurun. Ia sempat dirujuk ke beberapa fasilitas kesehatan, di antaranya RS Al Firdaus, RS An Nur, hingga RS King Faisal. Terakhir, ia kembali dirawat di RS An Nur sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir. Diketahui, almarhum mengidap penyakit ginjal stadium dua, hipertensi, dan diabetes melitus. Jenazah ...