Pemuda Jepara Jadi Korban Perdagangan Orang di Kamboja, Selamat Setelah 15 Hari Bertahan di Hutan. (Foto: Pixabay) |
Jepara, Jawa Tengah - Rabu, 10 September 2025 – Seorang pemuda asal Jepara, berinisial MF (25), berhasil selamat setelah menjadi korban perdagangan orang (human trafficking) di Kamboja. Ia sempat terjebak kerja paksa dan akhirnya nekat melarikan diri. Kisah penyelamatannya penuh perjuangan karena harus bertahan hidup di hutan selama 15 hari.
Janji Pekerjaan Palsu
MF awalnya tergiur tawaran kerja di luar negeri dengan gaji besar. Berbekal uang hasil menjual motor, ia berangkat ke Kamboja pada Juni 2025. Namun, kenyataan jauh dari harapan. MF bersama tujuh orang lain dipaksa bekerja di sebuah pabrik tanpa gaji. Bahkan, mereka mendapat tekanan keras dan ancaman dari pihak perekrut.
Kabur ke Hutan Demi Keselamatan
Karena kondisi semakin buruk, MF dan rekan-rekannya memutuskan kabur melalui jalur hutan. Selama dua pekan lebih, mereka berjalan tanpa arah jelas, hanya bertahan dengan meminum air rawa dan memakan apapun yang bisa ditemukan. Beruntung, mereka akhirnya diselamatkan warga lokal sebelum bisa menghubungi pihak keluarga.
Pulang dalam Kondisi Lemah
Setelah berjuang, MF berhasil pulang ke Indonesia pada 8 September 2025. Ia tiba di rumah dalam kondisi lemah, dengan luka di kaki dan sakit perut akibat perjalanan panjang. Saat ini, ia masih menjalani perawatan di RSUD RA Kartini Jepara.
Polisi dan Pemerintah Turun Tangan
Kasus ini menjadi perhatian serius pihak berwenang. Kepala Diskop UKM Nakertrans Jepara, Samiadji, menegaskan bahwa MF merupakan korban perdagangan orang. Polisi melalui AKP Wildan juga menyebut sedang mendalami jaringan perekrut yang menjerat korban.
“Korban berhasil kembali dalam kondisi selamat, tetapi masih sakit dan butuh pemulihan. Penyelidikan kami terus berjalan,” kata AKP Wildan.
Peringatan untuk Calon Pekerja Migran
Pemerintah mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap tawaran kerja ke luar negeri yang tidak melalui jalur resmi. Banyak kasus serupa menunjukkan bahwa iming-iming gaji tinggi sering kali hanya modus human trafficking.
Artikel ini telah tayang di
Koran.co.id
0 Komentar