Jakarta, DKI Jakarta - Selasa, 30 September 2025 – Tren teknologi baterai smartphone terus berkembang. Kini hadir Silicon Carbon Battery (Si/C), inovasi yang digadang-gadang mampu menggantikan baterai lithium-ion (Li-ion) dengan daya lebih besar, umur lebih panjang, dan desain yang lebih efisien.
Apa yang Membuat Silicon Carbon Unggul?
Silicon Carbon menggunakan anoda silikon alih-alih grafit. Dengan teknologi ini, kepadatan energi bisa mencapai 400–500 Wh/kg, meningkat signifikan dari baterai Li-ion yang hanya 250–300 Wh/kg.
Dampaknya, smartphone bisa hadir dengan baterai lebih tipis tanpa mengorbankan kapasitas, atau tetap berukuran sama tetapi daya meningkat hingga ribuan mAh.
Kelebihan Silicon Carbon Battery
• Kapasitas lebih besar – Daya simpan meningkat, membuat ponsel lebih awet digunakan.
• Umur lebih panjang – Degradasi baterai berjalan lebih lambat, sehingga performa stabil meski digunakan bertahun-tahun.
• Desain fleksibel – Produsen dapat membuat HP lebih ramping atau meningkatkan kapasitas hingga 6.000 mAh tanpa memperbesar bodi.
• Bahan lebih melimpah – Silikon lebih mudah didapat, sehingga produksi massal berpotensi lebih murah dan ramah lingkungan.
Tantangan yang Harus Diatasi
Meski menjanjikan, penerapan Silicon Carbon Battery masih terbatas. Beberapa kendala yang perlu diselesaikan antara lain:
• Stabilitas jangka panjang dalam pemakaian sehari-hari.
• Biaya produksi yang masih perlu ditekan agar bisa bersaing dengan Li-ion.
• Skalabilitas manufaktur sebelum diproduksi massal untuk pasar global.
Silicon Carbon Battery membuka peluang baru dalam industri smartphone. Dengan daya lebih besar, umur panjang, serta material yang lebih melimpah, teknologi ini berpotensi menjadi standar baru baterai HP di masa depan.
Artikel ini telah tayang di
Koran.co.id
0 Komentar