Tradisi Perang Obor Tegalsambi Jepara: Ritual Api Sakral yang Mendunia


Koran.co.id – Tradisi unik Perang Obor di Desa Tegalsambi kembali digelar pada bulan Dzulhijjah 2025. Ribuan warga dan wisatawan menyaksikan pertunjukan budaya ini, di mana para pemuda saling menyabetkan obor api sebagai simbol tolak bala dan rasa syukur atas hasil panen.

Apa Itu Tradisi Perang Obor?

Perang Obor adalah tradisi turun-temurun masyarakat Desa Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara. Ritual ini digelar setiap tahun setelah musim panen, bertepatan dengan malam Senin Pahing dalam penanggalan Jawa. Obor yang digunakan terbuat dari pelepah kelapa kering (blarak), direndam minyak tanah agar menyala terang saat digunakan.

Makna dan Sejarah Perang Obor

Tradisi ini bukan sekadar hiburan, tapi dipercaya sebagai sarana spiritual untuk menangkal bencana, penyakit, dan energi negatif. Api dalam budaya Jawa melambangkan kekuatan pembersih. Ziarah ke makam leluhur dan sedekah bumi menjadi bagian dari rangkaian upacara adat sebelum perang obor dimulai.

Daya Tarik Wisata Budaya

Event ini telah menjadi magnet wisata budaya di Jepara. Selain perang obor, digelar pula pawai budaya, pertunjukan wayang kulit, bazar kuliner lokal seperti kintelan, dan pasar UMKM. Pemerintah Kabupaten Jepara menjadikan tradisi ini sebagai bagian dari kalender pariwisata tahunan.

Pengakuan Warisan Budaya

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah menetapkan Perang Obor Tegalsambi sebagai Warisan Budaya Takbenda sejak tahun 2020. Ini memperkuat statusnya sebagai kekayaan budaya Indonesia yang patut dilestarikan.

Sejak 5 Mei 2025, telah digelar barikan, ziarah makam leluhur, sedekah bumi, istighosah, dan kirab pusaka sebagai bagian dari upacara pendahuluan  .

Pada 9 Juni 2025 pagi, akan ada prosesi tradisional penyembelihan kerbau sebagai bagian dari ritual besar  .

Puncak perayaan berlangsung malam harinya, dimulainya perang obor diperkirakan sekitar pukul 19.00 WIB

(Red)