Prabowo Beri Peringatan Keras untuk Menteri: Kalau Masih Nakal, Reshuffle!. (Dok. Tim Media Presiden Prabowo) |
Jakarta, DKI Jakarta - Minggu, 19 Oktober 2025 - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memberikan ultimatum tegas kepada seluruh jajaran menterinya agar bekerja dengan sungguh-sungguh. Prabowo menegaskan, apabila seorang menteri sudah diberi peringatan hingga tiga kali namun masih “nakal” dan tidak memperbaiki kinerja, maka akan langsung di-reshuffle.
Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat menghadiri Sidang Senat Terbuka Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Bandung, Jawa Barat, Jumat (18/10/2025).
“Anak buah saya hebat-hebat ya. Kalau ada satu dua yang nakal, saya peringati. Satu kali peringatan masih nakal, dua kali masih begitu, tiga kali, apa boleh buat reshuffle!” tegas Prabowo disambut tepuk tangan hadirin.
Prabowo menekankan, peringatan keras itu diberikan bukan semata-mata karena kepentingan pribadi, melainkan demi kepentingan negara dan rakyat.
“Yang kasihan itu rakyat kalau menterinya tidak becus kerja. Saya tidak akan segan-segan mengganti siapa pun kalau kinerjanya buruk,” ujarnya.
Peringatan Tegas untuk Kabinet Baru
Sebagai Presiden terpilih periode 2024–2029, Prabowo menegaskan komitmennya untuk membentuk kabinet yang solid, disiplin, dan bersih dari kepentingan pribadi. Ia mengingatkan agar para menteri tidak bermain-main dengan amanah rakyat.
Pernyataan ini juga menjadi sinyal bahwa reshuffle kabinet bisa dilakukan kapan saja bila kinerja menteri dinilai tidak optimal.
“Kalau sudah tiga kali peringatan masih tidak berubah, ya sudah. Negara ini tidak bisa menunggu orang yang tidak mau kerja serius,” tegasnya lagi.
Reshuffle Bukan Ancaman, tapi Evaluasi
Pengamat politik menilai, ultimatum ini mencerminkan gaya kepemimpinan Prabowo yang tegas dan berorientasi hasil (result-oriented). Reshuffle dianggap sebagai bentuk evaluasi kinerja rutin, bukan ancaman semata.
Beberapa analis juga menilai pernyataan ini bisa meningkatkan disiplin kerja di lingkungan kabinet, sekaligus menjadi pesan bahwa integritas dan loyalitas terhadap rakyat adalah kunci utama dalam pemerintahan baru.
Artikel ini telah tayang di
Koran.co.id
0 Komentar