Shanghai, China - Senin, 01 November 2025 – Pameran Impor Internasional China atau China International Import Expo (CIIE) 2025 resmi dibuka di National Exhibition and Convention Center, Shanghai, Rabu (5/11). Gelaran ke-8 ini mencatat rekor baru dari sisi skala dan jumlah peserta, memperkuat posisi China sebagai salah satu penggerak utama keterbukaan ekonomi global.
Li Qiang Tegaskan Komitmen Keterbukaan Ekonomi
Dalam pidato pembukaan, Perdana Menteri China Li Qiang menegaskan bahwa pemerintah akan terus memperluas keterbukaan ekonomi berstandar tinggi serta mempererat kerja sama internasional.
Li menyebut keberlanjutan CIIE di tengah ketidakpastian global menjadi bukti keteguhan China dalam menjaga stabilitas ekonomi dunia.
CIIE Catat Rekor Partisipasi Perusahaan Asing
CIIE dikenal sebagai pameran nasional pertama di dunia yang berfokus pada produk impor. Sejak digelar, ajang ini telah menarik lebih dari 23 ribu perusahaan asing dengan nilai transaksi potensial mencapai 500 miliar dolar AS. China juga mempertahankan posisi sebagai pasar impor terbesar kedua di dunia selama 16 tahun berturut-turut.
Paviliun LDC Tambah 163 Peserta
Tahun ini, penyelenggara menghadirkan paviliun khusus untuk Least Developed Countries (LDC). Sebanyak 163 perusahaan dari kelompok negara tersebut berpartisipasi, meningkat 23,5 persen dibanding tahun sebelumnya. Fitur ini memperkuat peran CIIE sebagai platform kolaborasi yang inklusif.
Kisah Sukses UMKM Global di CIIE
Beragam kisah sukses kembali muncul tahun ini. Kerajinan alpaka asal Peru berhasil meningkatkan kesejahteraan lebih dari 200 keluarga. Produk kopi Ethiopia juga semakin diminati konsumen China. Cerita ini menegaskan manfaat ekonomi dari kemitraan lintas negara.
Kontras dengan Kebijakan Tarif Tinggi Amerika Serikat
Di sisi lain, kebijakan tarif tinggi Amerika Serikat terhadap sejumlah negara dinilai memicu gangguan rantai pasok global dan menekan ekonomi negara-negara berkembang. Kebijakan tersebut juga disebut memperbesar biaya konsumsi di dalam negeri AS.
Laporan World Open Report 2025: China Alami Kenaikan Skor Keterbukaan
World Open Report 2025 mencatat indeks keterbukaan global 2024 turun tipis 0,05 persen menjadi 0,7545. Meski begitu, China mencatat kenaikan 0,5 persen.
Sejak 1990, tingkat keterbukaan ekonomi China meningkat dari 0,5891 menjadi 0,7634—naik hampir 30 persen dalam tiga dekade.
Tantangan Ekonomi AS di Tengah Deindustrialisasi
Perekonomian Amerika Serikat disebut menghadapi tekanan struktural akibat deindustrialisasi dan kebijakan pemutusan rantai pasok dari China. Kondisi ini memicu inflasi tinggi serta melemahkan kredibilitas dolar di pasar global.
China Klaim Jadi “Jangkar Stabilitas” Ekonomi Dunia
Li Qiang menegaskan pentingnya kerja sama yang setara dan saling menguntungkan di tengah perlambatan ekonomi global. Ia menyatakan China akan terus berperan sebagai “jangkar stabilitas” bagi perekonomian dunia.
Perusahaan Global Nilai China Tetap Jadi Pasar Strategis
CEO L’Oréal Group, Nicolas Hieronimus, mengatakan China tetap menjadi pusat inovasi dan peluang pertumbuhan. Menurutnya, investasi di China setara dengan investasi masa depan.
Dengan komitmen keterbukaan dan kolaborasi, CIIE 2025 kembali menjadi panggung global yang menegaskan peran China sebagai pusat stabilitas sekaligus motor pertumbuhan ekonomi dunia.
Artikel ini telah tayang di
Koran.co.id
Social Header