Head Line

Prabowo Targetkan Internet 1 Gbps Nasional, Remala Abadi Siapkan Jaringan Super Cepat 10 Gbps

Prabowo Targetkan Internet 1 Gbps di 38 Kota, Remala Abadi Siapkan Jaringan 10 Gbps. (Foto: telkomsel.com)
Jakarta, DKI Jakarta - Selasa, 4 November 2025 - Pemerintah Indonesia melalui Presiden Prabowo Subianto menargetkan pembangunan jaringan internet berkecepatan 1 Gbps di 38 kota dan kabupaten pada tahun 2029. Sementara itu, penyedia layanan Remala Abadi justru melangkah lebih jauh dengan menyiapkan koneksi hingga 10 Gbps, yang diklaim menjadi salah satu tercepat di dunia.

Direktur Utama Remala Abadi, Richard Kartawijaya, mengungkapkan pihaknya tengah membangun smart infrastructure yang siap menghadirkan kecepatan internet 10 Gbps untuk kebutuhan korporasi dan sektor publik.

“Kami akan masuk dalam satu smart infrastructure yang dipersiapkan untuk 10G, yaitu 10 Gbps kecepatan yang saat ini paling tinggi di dunia,” jelas Richard.

Dalam uji coba internal, Remala Abadi mencatat kecepatan unduh mencapai 25 Gbps dan unggah 11,6 Gbps. Kecepatan ekstrem ini diharapkan mampu mendorong percepatan digital di bidang telemedicine, smart city, serta layanan pemerintahan digital.

Program Internet Cepat 1 Gbps Pemerintah

Pemerintah menargetkan seluruh kota besar dan daerah prioritas memiliki koneksi internet minimal 1 Gbps dalam empat tahun ke depan. Program ini akan dimulai pada 2026 melalui proyek uji coba di beberapa wilayah, lalu diperluas hingga mencakup 38 daerah.

Rencana tersebut akan memanfaatkan fiber optik, Fixed Wireless Access (FWA), dan satelit untuk menjangkau wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Kementerian Komunikasi dan Digital disebut akan menjadi pelaksana utama program ini sesuai arahan Presiden Prabowo.

Remala Abadi juga mencatat kinerja positif hingga kuartal III 2025. Pendapatan perusahaan mencapai Rp 314,4 miliar, tumbuh 26 % year-on-year. EBITDA dinormalisasi sebesar Rp 144 miliar dengan margin 46 %, dan laba bersih Rp 65 miliar.

Perusahaan juga memperkuat infrastruktur dengan akuisisi jalur backbone dan tengah mengajukan izin sebagai Network Access Provider (NAP) guna mendukung layanan internet berkecepatan tinggi di Indonesia.

Transformasi menuju internet cepat nasional masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti:

• Pemerataan infrastruktur fiber optik hingga ke wilayah pelosok.

• Biaya investasi tinggi untuk jaringan berkecepatan ultra.

• Kesiapan perangkat pendukung dan ekosistem digital.

• Sinkronisasi regulasi antar lembaga terkait.

Meski begitu, dengan dukungan pemerintah dan inovasi dari sektor swasta seperti Remala Abadi, percepatan konektivitas digital nasional dinilai semakin realistis.

Artikel ini telah tayang di 
Koran.co.id

0 Komentar

© Copyright 2022 - KORAN