| Pandji Dijatuhi Sanksi Adat: Bayar 96 Kerbau, Babi, dan Rp2 M Akibat Candaan soal Toraja. (KOMPAS.com/MELVINA TIONARDUS) |
Jakarta, DKI Jakarta - Sabtu, 8 November 2025 - Komika Pandji Pragiwaksono dijatuhi sanksi adat oleh Tongkonan Adat Sang Torayan (TAST), Tana Toraja, Sulawesi Selatan, setelah materinya dianggap menyinggung budaya Toraja. Keputusan ini menimbulkan perhatian publik karena besarnya denda adat yang harus dipenuhi.
Kronologi Kasus Candaan Pandji soal Toraja
Kontroversi bermula dari materi stand-up Pandji yang dianggap melecehkan budaya dan ritual masyarakat Toraja. Lembaga adat TAST menilai perkataan tersebut telah mencederai kehormatan tradisi dan memicu reaksi masyarakat.
Somasi dilayangkan oleh TAST, diikuti proses musyawarah adat yang akhirnya menetapkan sanksi resmi kepada Pandji.
Detail Sanksi Adat untuk Pandji
Lembaga adat memutuskan bahwa Pandji wajib menunaikan tiga bentuk sanksi:
1. 48 Ekor Kerbau
Sebagai simbol pemulihan keseimbangan adat dan penghormatan kepada leluhur.
2. 48 Ekor Babi
Digunakan untuk rangkaian prosesi adat yang dianggap perlu untuk mengembalikan kehormatan komunitas.
3. Rp2 Miliar Uang Tunai
Besaran ini menjadi bentuk tanggung jawab moral untuk pemulihan sosial, pendidikan adat, serta kegiatan pelestarian budaya Toraja.
Total sanksi mencapai 96 hewan ternak ditambah Rp2 miliar uang tunai.
Penjelasan Lembaga Adat Toraja
Ketua TAST, Benyamin Rante Allo, menegaskan bahwa sanksi ini merupakan pemulihan kehormatan adat, bukan bentuk kemarahan terhadap Pandji. Sanksi adat dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan nilai-nilai leluhur.
Ia juga menegaskan bahwa sanksi dapat meningkat jika Pandji tidak hadir untuk berdialog atau menyelesaikan kewajiban adat yang sudah ditetapkan.
Tanggapan Pandji Pragiwaksono
Pandji mengakui kesalahannya dan menyatakan bahwa materinya memang tidak sensitif terhadap budaya Toraja. Ia telah mengajukan permintaan maaf secara terbuka dan menyatakan kesediaannya untuk berdialog dengan masyarakat adat.
Hingga kini, Pandji masih diharapkan hadir langsung di Tana Toraja untuk menjalani proses penyelesaian adat dan membicarakan teknis pelaksanaan sanksi.
Dampak dan Sorotan Publik
Kasus ini menjadi pembelajaran penting bagi publik figur dalam mengangkat tema budaya lokal. Masyarakat luas menilai insiden ini sebagai pengingat bahwa konten hiburan tetap harus menghormati nilai tradisi dan kearifan lokal.
Artikel ini telah tayang di
Koran.co.id
0 Komentar